Senin, 24 Oktober 2016

Kebudayaan : Ternate

Oktober 24, 2016 0 Comments

Suku ternate ialah salah satu suku yang berada di Indonesia, lebih tepatnya berada di wilayah Profinsi Maluku Utara. Jumlah penduduk suku ini kurang lebih sebesar 50.000 Jiwa. Ternate adalah salah satu pulau yang terletak di sebelah barat pantai Halmahera dan merupakan salah satu dari deretan pulau-pulau vulkanis yang masih aktif Luas wilayah keseluruhannya adalah 5.681,30 Km2.
Selain berdiam di pulau asalnya, orang Ternate juga berdiam di daerah lain, misalnya di pulau Bacan dan pulau Obi yang termasuk wilayah kabupaten Halmahera Tengah, serta wilayah lain di dalam dan di luar Provinsi Maluku Utara.



Bahasa Ternate

Beragam suku pasti mempunyai ciri khas masing-masing yang membdedakan satu sama lain, misalnya dari segi bahasa. Bahasa yang digunakan masyarakat Ternate adalah bahasa Ternate. Namun ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa bahasa Ternate ini merupakan hasil dari rumpun bahasa yang ada di Halmahera bagian utara. Rumpu bahasa ini adalah bagian dari kelompok bahasa non-Austronesia.

Kebudayaan Suku Ternate 

Suku Ternate terkenal sangat kental akan kebudayaannya, baik itu dalam adat pernikahan, makanan, upacara penyambutan, dan juga kematian.

Contoh adat pernikahan di Suku Ternate : 

A. MEMINANG / KAWIN MINTA (=Lahi se Tafo atau Wosa Lahi)

Lahi se Tafo atau meminang merupakan bentuk perkawinan adat yang sangat populer dan dianggap
paling ideal bagi masyarakat setempat, karena selain berlaku dengan cara terhormat yakni dengan
perencanaan yang telah diatur secara matang dan didahului dengan meminang juga karena dilakukan
menuruti ketentuan yang berlaku umum di masyarakat dan juga dianggap paling sah menurut Hukum
Adat. Pelaksanaan rukun nikah dilakukan menurut syariat Islam dan setelah itu dilaksanakan acara
Makan Adat, Saro-Saro, Joko Kaha, dan disertai dengan acara-acara seremonial lainnya. Sebagian
masyarakat Ternate memandang bahwa semakin megah dan meriah pelaksanaan seremonial sebuah
perkawinan, maka status/strata sosial dalam masyarakat bisa terangkat. 

B. KAWIN SEMBAH (=Wosa Suba)

Bentuk perkawinan Wosa suba ini sebenanrnya merupakan suatu bentuk penyimpangan dari tata cara perkawinan adat dan hanya dapat disahkan dengan terlebih dahulu membayar/melunasi denda yang disebut “Bobango”. Perkawinan ini terjadi karena kemungkinan untuk menempuh cara meminang/wosa lahi sangat sulit atau bahkan tidak bisa dilakukan karena faktor mas-kawin ataupun ongkos perkawinan yang sangat mahal dsb.

Perkawinan bentuk Wosa Suba ini terdiri atas 3 cara, yakni :

1. Toma Dudu Wosa Ino, Artinya dari luar (rumah) masuk ke dalam untuk menyerahkan diri ke
dalam rumah si gadis, dengan tujuan agar dikawinkan.
2. Toma Daha Wosa Ino, Artinya dari serambi masuk menyerahkan diri ke dalam rumah si gadis agar
bisa dikawinkan.
3. Toma Daha Supu Ino, Artinya dari dalam kamar gadis keluar ke ruang tamu untuk  menyerahkan diri untuk dikawinkan karena si pemuda telah berada terlebih dahulu di dalam rumah tanpa sepengatahuan orang tua si gadis.

Bentuk perkawinan “Wosa Suba” ini sudah jarang dilakukan oleh muda-mudi Ternate saat ini karena mereka menganggap cara yang ditempuh dalam bentuk perkawinan ini kurang terhormat dan menurunkan martabat keluarga pihak laki-laki.
Dan masih banyak lagi adat perkawinan di Suku Ternate.
     
Selain terkenal dengan Adat pernikahannya, Suku Ternate juga terkenal akan makanan khasnya, Berikut ini beberapa contoh makanan khas Suku Ternate :

A. Gohu Ikan

Salah satu masakan khas Ternate adalah gohu ikan. Penyebutannya harus lengkap: gohu ikan. Soalnya, kalau hanya disebut gohu, maka artinya adalah rujak pepaya muda yang juga populer di Sulawesi Utara. Gohu ikan khas Ternate dibuat dari ikan tuna mentah. Tidak heran bila banyak orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate. Daging tuna segar (mentah) dipotong kecil-kecil, dicuci, kemudian dilumuri dengan garam dan perasan lemon cui (semacam jeruk nipis yang harum dan dalamnya berwarna kuning-jingga), kemudian dicampur dengan rajangan kasar daun balakama (kemangi). Bawang merah dan cabe rawit (disebut rica gufu di Ternate) dirajang kasar, lalu ditumis dengan sedikit minyak kelapa. Minyak kelapa panas dengan bawang merah dan cabe rawit ini kemudian dituangkan ke potongan ikan tuna mentah. Kemudian ditaburi kacang tanah goreng yang ditumbuk kasar.

B. Gatang Kenari

Makanan khas Ternate ini dibuat dari Kepiting Kenari yang sekarang sudah masuk kedalam satwa yang dilindung dan jarang ditemukan lagi. Anehnya, masih terjadi ambiguitas untuk menegakkan aturan ini. Konon, demi pariwisata, beberapa restoran di Ternate mendapat izin khusus untuk menyajikan masakan dari kepiting kenari.

C. Popeda

Orang Ternate mempunyai tradisi makan besar setelah usai shalat Jumat. Biasanya, dari masjid orang bergegas pulang untuk berkumpul makan siang bersama keluarga. Sebagian lagi beramai-ramai mendatangi warung-warung makan bersama teman-teman.

Mata Pencaharian Suku Ternate

Image result for Nelayan ternate

Mata pencaharian orang Ternate ialah bertani dan nelayan. Dalam bidang pertanian mereka menanam padi, sayur mayur, kacang-kacangan, ubi kayu, dan ubi jalar. Tanaman keras yang mereka usahakan adalah cengkeh, kelapa dan pala. Cengkeh merupakan tanaman rempah-rempah yang sudah mempunyai sejarah panjang di Ternate. Cengkeh merupakan daya tarik yang mengundang kedatangan bangsa Eropa ke daerah ini. Selain itu, orang-orang Ternate juga dikenal sebagai pelaut-pelaut yang mahir.

Sistem Kekerabatan Ternate

Pada zaman dulu kala, tepatnya zaman kerajaan atau kesultanan Ternate dan Tidore tersiri atas beberapa strata social. Terbagi berdasarkan ketururan tapi tidak menentukan kasta seseorang sehingga tidak bersifat fungsional, diantaranya :

1. Golongan Jou

Yaitu golongan isatana, yang terdiri dari sultan dan keluarganya, sampai tiga turunan satu garis lurus langsung. Sebutan terhadap kedua golongan ini, misalnya: JOU KOLANO (yang mulia sultan), dengan nama kebesaran. Sedangkan sebutan ubtuk Permaisuri Sultan: JO-BOKI (singkatan dari kata JOU MA-BOKI), sebutan untuk anak putra sultan : KAICILI PUTRA, dan BOKI PUTRI (putrid sultan). Keraton kesultanan Ternate adalah tempat tinggal mereka. Golongan Jou memakai penuttup kepala berwarna Putih, hanya dipakai oleh golongan Jou TUALA BUBUDO.

2. Golongan Dano

Yaitu golongan keluarga cucu sultan dan anak anak yang dilahirkan dari Putri Sultan dengan orang dari luar lingkungan istana atau golongan masyarakat biasa, juga termasuk keturunan dari kanak kanak maupun adik kandung sang Sultan. Penutup kepalanya – Pejabat Kesultanan (KAPITA/FABYIRA).

3. Golongan Bala

Golongan ini sering disebut dengan (BALA KUSUSEKANOKANO), yaitu mereka yang berada di luar kedua golongan diatas (raknyat biasa). Penutup kepala khasnya adalah TUALA KURCACI.


Kesenian

Ada 2 jenis kesenian di daerah Ternate, Yaitu Kesenian Istana dan Kesenian Rakyat.Kesenian istana umumnya merupakan kelengkapan adat yang bersifat ritual maupun seremonial.Tarian klasik yang bersifat ritual yaitu Legu – legu.Legu – legu mengandung makna bahwa Legu-Legu mempunyai sifat sakral.Para penari merupakan medium yang masih suci.Kadang ada satu atau lebih penari yang melakukannya gerakan, tidak dalam keadaan sadar/kemasukan roh nenek moyang.Tarian legu-Legu ini hanya dipentaskan pada saat-saat tertentu dengan pertimbangan utamanya harus bersifat ritual dan mempunyai keterkaitan dengan adat keramat keraton.

Alat Musik Daerah Maluku : Tifa merupakan alat musik yang paling terkenal dari Maluku. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya.Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.

Alat musik lainnya yang berasal dari Maluku adalah Toto Buang dan Kulit Bia. Alat musik ini merupakan serangkaian gong-gong yang kecil bentuknya dan biasanya di taruh pada sebuah meja dengan beberapa lubang sebagai penyanggah. Sedangkan alat musik Kulit Bia merupakan alat musik tiup yang terbuat dari Kulit Kerang.

Tari Cakalele merupakan nama tarian yang paling populer dan terkenal dari Maluku. Tarian ini menggambarkan Tari perang.Tari ini sering di pentaskan dan di peragakan oleh para pria dewasa sambil memegang Parang dan Salawaku (Perisai).

Nama tarian lain yang berasal dari Maluku adalah tari Saureka-Reka dan tari Katreji.Tari Katreji dimainkan oleh wanita dan pria.Saat memainkan Tarian ini diiringi berbagai alat musikseperti biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar.

Tari Pelangi Maluku Utara merupakan garapan kreasi yang diciptakan dari perpaduan tari tradisional Maluku Utara, yaitu tari soya-soya dan tari cakalele.Garapan kreasi ini menggambarkan kekayaan dan potensi yang dimiliki oleh Maluku Utara, baik dari segi kekayaan alam, seni, maupun kebudayaannya.Pengaruh tari soya-soya begitu kental dalam garapan kreasi ini.

Tarian Soya-soya. Tarian ini berlatarbelakang peristiwa dalam sejarah Ternate, semasa pemerintah Sultan Babullah (1570-1583), yaitu tatkala Sultan Babullah menyerbu benteng Portugis di Kastela (Santo Paolo Pedro) untuk mengambil jenasah ayahnya. Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara Portugis di dalam benteng tersebut.Tarian yang bertemakan patriotisme ini diciptakan oleh para seniman kesultanan untuk mengabdikan peristiwa bersejarah tersebut.

by: Ainindianra

Jumat, 16 September 2016

Mengulas : Resensi Film “The Raid : Redemption”

September 16, 2016 0 Comments
1.     Sinopsis

Sekelompok tim SWAT tiba di sebuah blok apartemen yang tidak terurus dengan misi menangkap pemiliknya seorang raja Bandar narkotik bernama Tama (Ray Sahetapy). Apartemen tersebut terbilang sulit untuk dilumpuhkan yaitu dengan memiliki 30 lantai dan rawan karena tidak pernah sama sekali tersentuh oleh aparat keamanan. Hal itu diperparah karena tempat itu juga menjadi sarang para pembunuh, anggota gangster, pemerkosa dan pencuri.
Rama (Iko Uwais), salah satu anggota SWAT tersebut, harus rela meninggalkan isteri yang sedang dalam keadaan hamil dan keluarganya demi menjalankan tugas selaku aparat hukum.
Tim SWAT bergerak pada pagi buta, diam-diam mereka merambah ke dalam gedung dan mengendalikan setiap lantai yang mereka naiki dengan mantap. Namun, ketika pergerakan mereka terlihat oleh kamera pengintai Tama, penyerangan tersebut terbongkar. Lalu, Tama menginstruksikan anak buahnya untuk mengunci gedung apartemen dengan memadamkan lampu dan menutup semua akses jalan keluar.
Rama dan pasukannya terjebak di lantai 6 tanpa komunikasi dan diserang oleh penghuni apartemen. Keadaan ini dimanfaatkan Rama untuk memberi perlawanan tiada ampun.

2.     Ulasan
Film ini pernah diputar di berbagai Negara. Termasuk Hollywood. Sebagian besar ide cerita keluar dari Gareth Evans. Evans mengatakan bahwa dia menyukai konsep sebuah bangunan terisolasi yang menawarkan perlindungan kepada penjahat.
Film “The Raid : Redemption” mendapat sikap baik dari para penonton dan kritikus film. Penonton dibuat susah untuk mengedipkan mata saat menonton film ini. Film ini mencampur genre bersama-sama, untuk membawa lebih ke film seni bela diri daripada kesedar murni tindakan.
Adrenalin penonton saat menyaksikan film ini akan terus naik dan tidak akan berhenti sampai menit terakhir. Menurut saya, Evans berhasil memberikan visualisasi pertarungan silat yang memukau dengan para actor kawakan seperti Iko Uwais, Joe Taslim, maupun Donny Alamsyah.
Namun, film ini tidak dianjurkan bagi orang-orang yang menderita lemah jantung dan ‘lemah perut’, khususnya ketika adegan sebauh lampu neon digunakan sebagai senjata.

3.     Evaluasi
Film “The Raid : Redemption” berhasil membuat penonton ‘melek’ tiap waktu. Karena setiap adegan selalu ada pertunjukan pertarungan silat yang ekstrem dan menegangkan sehingga para penonton antusias mengikuti jalannya cerita. Selain itu film ini menuai komentar baik maupun dari luar maupun dalam negeri. Film ini berhasil mendapat banyak pernghargaan, salah satunya penghargaan special dalam ajang Jogja-Netpac Asian Film Festival 2011 karena mempromosikan pencak silat melalui sinema.
Namun, film ini secara khusus dipertunjukkan hanya untuk orang dewasa, karena dalam film ini hampir disetiap adegannya berunsur kekerasan, maka anak dibawah umur wajib didampingi oleh orang tuanya.

4.     Saran


Cerita yang seru dan tidak membosankan, menjadi salah satu alasan mengapa kita harus menonton film ini. Selain itu, berbagai kejutan adegan ekstrem bahkan suasana horor membuat penonton bertanya-tanya dan penasaran untuk melihat para aktor didalamnya bermain film seni silat. Jadi, film ini layak untuk ditonton.



Dibuat pada tanggal : 19 Mei 2015
Penulis : Ainindia Nurul R
Penasihat : Ibu Yuyu (SMAN 106 JKT)