Walaupun teknologi berkembang sangat pesat,
memungkinkan segala yang dulu dianggap mustahil, tapi ketika kita berpikir
komputer memiliki kecerdasannya sendiri rasanya masih jauh dari bayangan.
Kata cerdas sendiri memiliki makna yang luas dan
bermacam-macam. Belum ada definisi jelas tentang kecerdasan. Tetapi tingkah
laku dan kemampuan tentu membutuhkan kecerdasan.
Menurut saya berpikir,
memprediksi, berempati, dan kemampuan untuk menghadapi situasi baru adalah
beberapa contoh penting.
Kecerdasan kita adalah hasil dari otak
kita sendiri.
Sebagian orang membayangkan otak sebagai suatu komputer yang sangat rumit yaitu
melaksanakan pemrosesan informasi dalam skala besar, menjalankan perintah yang kita sebut
sebagai akal, dan merespon terhadap masukan yang diterima melalui indera.
Seperti yang saya jelaskan tadi, kebanyakan ilmuan
neuroscience menganggap otak tidak lebih dari sebuah komputer yang rumit dan
kompleks. Dan pada kenyataannya, ada banyak kemiripan antara otak manusia dan
komputer (mesin).
Sebagai contoh keduanya dapat menerima informasi,
memproses informasi tersebut secara internal, kemudian menghasilkan jawaban
sebagai keluaran. Kemiripan lainnya yaitu komputer memiliki rangkaian
elektronik (seperti neuron) yang disebut gerbang logika. Gerbang logika
menghasilkan keluaran hanya kriteria tertentu dipenuhi, ini juga sama dengan
neuron di otak. Terlebih lagi, kebanyakan gerbang logika menerima
masukan mereka dari gerbang logika yang lain, membentuk jaringan-jaringan
sebagaimana neuoron membentuk jaringan di otak.
Meskipun begitu, antara otak dan komputer memiliki
beberapa perbedaan penting. Yang paling jelas adalah tingkat kerumitannya. Bahkan komputer yang paling kuat pun tidak
memiliki gerbang logika yang mendekati jumlah neuron di otak. Neuron otak
manusia memiliki jumlah lebih dari sepuluh kali jumlah manusia di bumi. Perbedaan
penting selanjutnya adalah otak tidak
perlu diprogram untuk melakukan sesuatu yang harus dilakukan seperti komputer.
Terpenting dari semuanya adalah, para ilmuwan komputer
memahami dengan pasti bagaimana komputer bekerja, sedangkan masih banyak hal
tentang otak manusia yang harus ditemukan dan dipelajari. Jadi untuk saat ini
belum ada bukti dan pendapat kuat bahwa manusia mampu membuat mesin (komputer
sebagai otaknya) yang lebih cerdas dari manusia itu sendiri.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini ada mesin yang
“cerdas”. Komputer yang mampu mempermudah pekerjaan manusia dan secara cermat
melakukan tugas yang telah diperintahkan oleh manusia kepadanya.
Komputer diciptakan bertujuan memenuhi keinginan untuk
melakukan pekerjaan manusia agar lebih mudah berdasakan sekumpulan perintah
yang disebut program. Dengan mengikuti program, komputer berperilaku
seolah-olah mereka cerdas seperti manusia. Komputer modern diprogram secara
cerdas oleh orang cerdas, agar berkelakuan cerdas.
Menurut para filsuf dan ilmuwan, orang-orang yang
digambarkan sebagai cerdas adalah mereka yang ahli, berpengetahuan, cerdas,
cerdik, ataupun simpatik. Komputer saat ini dapat melakukan tugas-tugas yang
memerlukan hal-hal tersebut, keahlian, cerdas, cerdik, dan dianggap cermat
ketika merespon rangsangan tertentu. Tetapi, komputer hanya bisa melakukan
sesuatu yang telah deprogram atau diperintahkan kepadanya. Rasanya sulit
membayangkan komputer yang simpatis atau cerdik.
Dari keinginan membuat teknologi yang lebih mudah
digunakan dan keperluan akan otomatisasi yang lebih lengkap, maka terciptalah
kecerdasan artifisial. Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan artificial
adalah mesin atau komputer yang dapat melakukan analisis cerdas terhadap
sejumlah informasi, melakukan fungsi-fungsi kognitif layaknya manusia lakukan
seperti berpikir dan memecahkan masalah. Jadi
AI adalah mesin yang berpikir.
Sophia adalah robot sosial yang dikembangkan oleh Hanson
Robotic. Sophia diaktifkan tanggan 14 Februari 2016 dan menjadi pujaan media,
tampil dalam berbagai saluran media seluruh dunia. Menjadi pusat perhatian
dalam berbagai bidang, budaya, bahkan dia telah menjadi cover majalah top
fashion. Sophia telah bertemu dan melakukan wawancara dengan orang-orang
terkemuka dibidangnya masing-masing. Mereka terdiri dari pembuat keputusan
utama di perbankan, asuransi, media, bahkan hiburan.
Sophia adalah mesin cerdas yang terus berkembang. Ia
diciptakan menggunakan kecerdasan artifisial maka ia akan terus belajar. Setiap
interaksi yang dia miliki terhadap manusia akan berdampak pada bagaimana ia
akan berkembang nantinya.
Contoh yang lebih sederhana dari kecerdasan artifisial,
game virtual catur di komputer. Komputer akan memutuskan langkah apa yang
dibuat berdasarkan posisi bidak-bidak di papan catur. Di setiap kemungkinan
langkah, ada banyak langkah yang dapat dilakukan oleh lawannya. Program
komputer “melihat ke depan” ini menganalisis ribuan kemungkinan, yang dapat
melihat ke depan lebih jauh.
Namun, jika mesin melakukan tugas yang sebelumnya
dikerjakan manusia makan ada kemungkinan besar beberapa pekerjaan manusia akan
digantikan oleh mesin atau robot. Jenis pekerjaannya yang memiliki rutinitas
yang sama dan berulang-ulang, yang memiliki potensi dapat digantikan oleh
mesin. Seperti administrasi, proses manufaktur, konstruksi, dan pengemasan.
Namun, robot, mesin, maupun komputer, mereka adalah
hasil ciptaan manusia. Yang bergerak dan melakukan sesuatu atas perintah
manusia. Mereka dibuat dari berbagai macam algoritma rumit yang diciptakan
manusia. Jadi tentu saja mesin masih membutuhkan kontrol dari manusia.
Sumber :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/alb-hsw/publication/philosophyofmind13aai.doc
http://www.hansonrobotics.com/robot/sophia/
https://www.idntimes.com/life/career/desy-27/pekerjaan-pekerjaan-yang-akan-diganti-oleh-robot-c1c2/full
Tidak ada komentar:
Posting Komentar